Menghidupkan dan memakmurkan Taman Baca Masyarakat (TBM) di era milenial seperti saat ini memang bukan perkara yang mudah. Koleksi yang lengkap dan tenaga pustakawan yang siap memberikan layanan prima-pun kadang masih kurang mampu menarik perhatian pengguna TBM yang biasanya didominasi kalangan anak-anak tersebut.
Untuk menghidupkan sebuah TBM perlu dihadirkan kegiatan-kegiatan yang menarik. Seperti halnya yang dilakukan Perpustakaan ITS dan PDPM-LPPM ITS di TBM RW 3 Keputih. Jika sebelumnya sudah dilangsungkan kegiatan membaca nyaring, dan menceritakan kembali apa yang sudah dibaca. Kemarin (18/07), di tempat yang sama tengah dilangsungkan kegiatan menulis cerita.
Setelah dibimbing dan dimotivasi dengan begitu baiknya oleh Ibu Kartika, siang itu pun anak-anak mulai sibuk dengan imajinasinya masing-masing. Seperti halnya Zahra, siswi kelas 5 Sekolah Dasar ini menulis cerita “kursi goyang nenek” dengan mengusung genre horror. Selain Zahra, anak-anak yang lain juga tak kalah kreatif menuangkan ide ceritanya baik itu tentang liburan, cerita sehari-hari, hingga kisah bernuansa islami.
Amelia Hirawan, psikolog anak sekaligus art therapist dan writing coach, menekankan untuk tidak terjebak dengan konsep konvensional bahwa hasil akhir kegiatan menulis harus berupa cerita atau laporan. Karena sebetulnya, ranah penulisan kreatif justru lebih menarik bagi anak, dan hal itu dapat menggali lebih banyak potensinya. Jadi, semoga dari kegiatan menulis cerita ini potensi anak-anak akan muncul dan diwujudkan dalam berbagai bentuk karya yang ke depannya diharapkan tak hanya mampu membuat anak itu sendiri bangga pada dirinya, melainkan orang tuanya, bangsanya, bahkan dunia bertepuk riuh atas maha karyanya. Mari bantu dan dukung mereka untuk berkarya!. (nrl)