Apa aktivitas sehari-sehari yang selama ini mampu membuat Anda bahagia?”, kalimat tanya ini dituturkan Ahmad Rifai Rifan saat mengawali agenda utama hari ini (12/09) yakni Review buku “Tuhan, maaf kami sedang sibuk” yang merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan acara OPEN HOUSE Perpustakaan ITS dalam rangka Dies Natalis ITS ke-58. Kalimat tanya di atas tentu terlihat sederhana, namun bila kita renungkan tentu akan cukup “menampar” kita, karena terkadang apa yang selama ini kita kejar dan kita jalani itu hanya bernilai duniawi semata, tanpa sadar kita hanya memprioritaskan hidup kita yang sementara dan lalai akan hidup sesudah mati yang sudah jelas akan kekal. Karenanya dari review buku ini diharapkan baik mahasiswa maupun karyawan terutama yang selama ini mengabaikan aktivitas/ritual religinya untuk bisa memperbaiki diri. Tak cukup hanya menyeimbangkan urusan akhirat dan dunia, namun mengutamakan urusan akhirat, menjadikan aktivitas duniawi bernilai ibadah. Tak perlu cemas akan kebahagiaan dunia jika kita mengutamakan akhirat. Ahmad Rifa’i mengibaratkan seperti padi dan rumput. Jika kita menanam padi maka rumput ikut tumbuh, namun jika kita menanam rumput maka tak akan ada padi yang tumbuh.
“Akhiratkan duniamu!” tandas Ahmad Rifai pagi itu.
Acara yang di gelar pagi ini di Wifizone Perpustakaan ITS lantai 1, tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa ITS saja. Hadir pula staff ITS yang memang tertarik ingin menimba ilmu langsung dari Ahmad Rifai, sedangkan dari luar ITS turut hadir pula mahasiswa UNESA, PENS dan PPNS. Pengalaman Alumni Teknik Mesin ini dalam dunia tulis menulis memang tak diragukan lagi, banyak karyanya yang sudah berhasil menjadi buku best seller sendiri sudah bisa dengan mudah ditemukan di toko buku. Baru-baru ini bahkan di salah satu toko buku ternama, Ahmad Rifai melihat sendiri karyanya dibuatkan space khusus di toko buku tersebut.
“jadi mereka mengumpulkan semua karya saya dalam satu tempat, cukup besar spacenya, itu saya lihat sendiri di toko buku Bandung” kisahnya di sela-sela saat review buku yang disambut tepuk tangan peserta acara review buku.
Di penghujung acara juga turut dibuka sesi Tanya jawab yang disambut baik oleh peserta, namun karena keterbatasan waktu tidak semua yang mengangkat tangan diberikan kesempatan untuk bertanya. Ahmad Rifai kemudian mengarahkan penggemarnya yang ingin bergabung dalam kurus menulis bersamanya di http://www.kursusnulis.com/.
“upayakan sebelum lulus kalian sudah harus memiliki minimal satu karya buku, bukan buku skripsi ya. Karena saat menjadi mahasiswa, saat masih kuliah ini adalah waktu yang tepat untuk menulis, saya menulis buku Tuhan, maaf saya sedang sibuk ini juga pada saat saya masih kuliah di sini (ITS.red)” pesan Ahmad Rifai sebelum menutup perjumpaannya.(nrl)