Kemampuan menulis merupakan hal mendasar yang perlu dimiliki setiap orang tertebih bagi mereka yang bekerja di lingkungan akademis baik universitas maupun sekolah. Tanpa kemampuan tersebut, niscaya akan sulit untuk berkembang dan sulit mengutarakan segala ide dan inovasinya. Jika sebuah ide dituangkan dalam bentuk buku misalnya, tentu akan menyebarkan kebermanfaatkan bagi para pembacanya.
Bertepatan dengan Dies Natalis ITS ke-58, seperti tahun-tahun sebelumnya Perpustakaan ITS selalu menggelar berbagai acara menarik dan tentunya bermanfaat. Untuk tahun ini Perpustakaan menggelar acara bertajuk “National Tutorial & Training for writing Books And Articles” yang digelar kemarin (04/10) di Ruang Seminar lantai 2 – Perpustakaan ITS. Acara yang diikuti oleh kurang lebih 125 peserta tersebut, menghadirkan Prof. Dr. Ir. Imam Robandi, MT. Kemampuan menulis Prof Imam Robandi yang juga Guru Besar Elektro ITS ini sudah tak diragukan lagi, terbukti dari peserta kemarin yang datang beberapa adalah mereka yang disebut sebagai “murid Pak Imam Robandi” dan sudah berhasil memiliki karya berkat bimbingan dan motivasi dari Pak Imam Robandi.
Sambutan dari kepala Perpustakaan ITS Bapak Edy Suprayitno, S.Sos. M.Hum, dalam sambutannya beliau menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para narasumber serta para peserta workshop atas animonya yang luar biasa. Usai sambutan dari Pak Edy kemudian dilanjutkan dengan pemutaran profil Prof. Imam, sapaan akrab Prof Imam Robandi. Tak hanya profil beliau, dalam video profil yang diputar juga terdapat testimoni dari murid-murid Prof. Imam baik mereka yang merasa terbantu berkat buku-buku karya Prof.Imam atau mereka yang sudah berhasil membuat buku setelah mengikuti pelatihan dari Prof.Imam. Video tersebut dikemas sangat menarik dengan alunan khas gamelan jawa, sehingga selalin memberikan informasi bermanfaat juga memberikan hiburan bagi peserta.
“yang penting menulis aja dulu, ada tapi tidak sempurna lebih baik, daripada sempurna tapi tidak ada” ungkap Prof.Imam usai pemutaran video profilnya berakhir.
“orang yang menulis itu adalah orang yang memahami orang lain, sementara pembaca hanya memahami dirinya sendiri” imbuhnya.
Sebagai mengawali agenda utamanya workshop tersebut, tanpa banyak mengutarakan teori. Prof Imam mengeluarkan wayang kulitnya, sebagai pemanasan lantas meminta peserta untuk menulis 30 perkara terkait wayang yang dibawa Prof.Imam mengelilingi peserta.
“tulis apapun yang terlintas di kepala, tidak perlu mikir jauh-jauh dulu” seru Prof.Imam memotivasi para peserta. Tak hanya sampai di sana, setelah pemanasan usai. Peserta diminta menuliskan jenis buku yang ingin ditulisnya, dilanjutkan dengan menulis bab dan sub bab. Dari tugas tersebut, saat itu juga peserta bisa konsultasi dengan Prof.Imam. Cara tersebut ternyata benar-benar mampu memompa semangat peserta untuk menulis dan membuat buku. Semoga karya-karya mereka segera berwujud menjadi buku dan bisa dibaca banyak orang. Semoga motivasi untuk menulis mereka tidak hanya pada saat workshop ini, karena seperti yang diungkap Prof.Imam, Jangan Mengaku Guru atau orang akademis jika Tak Menulis dan Nihil Karya.(nrl)