Untuk Meningkatkan kualitas SDM bagi kemajuan perpustakaan, perpustakaan ITS mengirimkan dua staffnya umtuk mengkuti Seminar Nasional E-Resources dan Tren Teknologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta (Rabu, 17/5/17). Adapun staf yang dkirim untuk mengikuti seminar tersebut adalah Yeni Anita Gonti dan Reini Arani, keduanya merupakan staf layanan pemustaka yang terlibat dalam pengelolaan e- resouce class milik perpustakaan ITS.
Acara seminar yang berlangsung mulai jam 9.00 sampai jam 13.00 itu dihadiri oleh peserta dari berbagai instansi, pemerintah maupun swasta, berjumlah sekitar 130 peserta. Setelah sambutan ketua panitia, kemudian acara dilajutkan dengan sambutan kepala perpustakaan UAJY serta terakhir sambutan rektor UAJY yang diwakilkan oleh Warek I. Seminar ini menghadirkan tiga orang narasumber yang cukup mumpuni dibidangnya , pertama Dr. Muhamad Sulhan, salahseorang pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi UGM. Kedua, Prof.Ir.Suyoto,Ph.D, salahseorang pengajar di Departemen Teknik Informatika FTI UAJY. Ketiga, Safirotu Khoir, S.S.,MIM, Ph.D, salahseorang pengajar MIP Sekolah Pasca Sarjana UGM.
Pembicara Pertama, Muhamad Sulhan memaparkan materi berjudul “Implikasi Teknologi Komunikasi terhadap Dinamika Open library”. Beliau menjelaskan tentang determinasi teknologi, terkait dengan open access dan peluang positif bagi perpustakaan, pustakawan dan pemustaka. Beliau membagi masyarakat menjadi 2 jenis terkait dengan determinasi teknologi yaitu babby boomers dan melania dan yang terjebak diantara keduanya. Dr. Sulhan menjelaskan tentang Masyarakat Jaringan dimana manusia hidup dalam dua dunia yaitu dunia nyata dan dunia maya, sehingga terjadi benturan antara fungsi dan system, contohnya benturan-benturan antara ingin dilayani dan self service, akhirnya teknologi mejadi seperti dua sisi mata uang.
Pembicara kedua, Suyoto memaparkan materi berjudul “ Kebijakan Pengelolaan E-Resources”. Pada kesempatan ini beliau memaparkan tentang apa itu e-resources, Jenis-jenis e-resources, resource sharing dan kerjasama dengan konsorsium, Publikasi ilmiah serta kebijakan pengelolaan e-resources dan pencegahan plagiasi yang telah dilakukan oleh UAJY. E-Resources adalah menunjuk pada semua bahan (koleksi) yang membutuhkan akses komputer baik secara remote (jarak jauh) maupun secara lokal melalui PC, mainframe ataupun perangkat mobile.
Kemudian seminar dilanjutan kembali oleh Pembicara terakhir, Safirotu Khoir yang memaparkan materi berjudul “ Pustakawan di Era Informasi”. Dalam paparannya mbak Fera (sapaan akrab Safirotul Khoir) menjelaskan tentang perkebangan teknologi dalam dunia pendidikan yang terbagi menjadi 5 level, diataranya level 1. Keahlian di abad 21, level 2. Penyelidikan plagiat, level 3. Kerjasama Pebelajaran, level 4. Media Sosial, dan level 5. Gamifikasi. Disinilah letak peran pustakawan untuk menciptakan sumber-sumber elektronik yang kreatif untuk perpustakaan sehingga perpustakaan tidak ditinggalkan oleh pengguna yang saat ini bisa disebut sebagai generasi C (Gen C). Siapa itu Gen C ? Gen C adalah pribadi yang bekerja untuk dapat menerapkan kreativitasnya. Mereka mencari lingkungan kerja yang santai, penuh hura-hura, sangat techno-minded, dan lebih banyak berinteraksi melalui gadget, walau dengan teman satu kantor yang hampir tiap hari bertemu. Untuk itu pustakawan harus siap menyajikan informasi dalam bentuk- bentuk yang tidak monoton bahkan menarik dan menantang bagi pemustaka contohnya game tentang buku-buku, isu-isu perpustakaan, metode penelitian, sejarah suatu kota atau gedung, bahan bacaan untuk quiz, yang diharakan dapat meningkatkan minat baca dan ketertarikan pada buku. Dapat juga disajikan dalam bentuk Virtual, misalnya peta kota, letak rak buku atau simulasi penerbangan. Kolaborasi dalam pembelajaran dapat membuka wawasan, tukar menukar ide dan akses tak terbatas dengan internet. Peranan media sosial juga sangat berarti dan mempengaruhi keberadaan perpustakaan saat ini, misalnya dalam mempengaruhi literasi informasi, mendukung sistem perpustakaan dan layanan digital serta Library Blogging.
Pada akhir acara, para peserta melakukan foto bersama, makan siang serta library tour. Kesimpulan yang dapat diambil dari seminar ini adalah dalam perkembangan informasi dan teknologi, pustakawan harus lebih berperan aktif menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka dalam bentuk kemasan yang menarik sesuai dengan keinginan pemustaka, sehingga dalam perkembangannya, perpustakaan tidak akan ditinggal oleh pemustaka, dan pustakawan selalu siap pro aktif melayanai kebutuhan pemustaka, sehingga bagi pustakawan slogan “Don’t distrub” akan berubah menjadi “Please Distrub” (yag)