Dunia perpustakaan adalah bagian dari Literasi Informasi. Perkembangan teknologi yang sedemikian pesat membuat pengelolaan dan perilaku terhadap informasi juga bergeser. Memungkinkan setiap individu untuk mengubah prioritas kebutuhan hidupnya. Perubahan ini meruapakan penyesuaian dari kebutuhan pemustaka maupun permasalahan yang terjadi, sebelum perkembangan teknologi informasi dan adanya ledakan informasi, pustakawan cenderung pasif hanya sebagai penunggu informasi yang berarti menunggu sumber informasi yang ada di Perpustakaan, demikian dalam sambutanya Kepala Perpustakaan Universitas Airlangga, Prof. Dr. I Made Narsa, SE.,M.Si, Ak. CA. Pada Acara Pembukaan seminar“Personal Branding For Librarian” bertempat di Ruang Parlinah Moedjono UPT Perpustakaan Universitas Airlangga Surabaya, 10 Mei 2016. Perpustakaan ITS mengirimkan dua pustakawannya, yakni Bapak Surono dan Bapak Mahmud. Lebih jauh Kepala UPT Perpustakaan Unair, menyampaikan bahwa Pustakawan memerlukan Personal Branding untuk mempersepsikan tentang dirinya kepada Perpustakaan atau pemustaka. Tentu dengan citra positiflah yang akan diperkenalkan kepada pemustaka, karena dengan citra positif yang dimiliki oleh pustakawan diharapkan mampu mengangkat citra Perpustakaan. Sebagai Pembicara Utama seminar tersebut adalah Drs. Suko Widodo, M.Si (Ketua Pusat Informasi dan Humas UNAIR), dengan tema makalahnya mengupas tentang “Branding Sang Pustaka” bahwa dewasa ini pertumbuhan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat. Sejalan dengan hal tersebut, perpustakaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan globalisasi, supaya dapat menjadi penyedia layanan yang menyenangkan bagi para Pemustaka. Selanjutnnya “Dibutuhkan branding yang baik untuk mengubah persepsi masyarakat tentang perpustakaan. Masyarakat juga mesti mendapat perspektif baru yang lebih segar tentang pustakawan. Karena, reputasi menjadi cara baru seseorang untuk sukses di masa yang akan datang, Dosen FISIP UNAIR tersebut, juga mengemukakan bahwa pustakawan harus membuat perpustakaan menjadi sarana gaya hidup (life style) modern. Dengan demikian, tugasnya bukan sekadar pencatat judul dan jumlah buku. Lebih dari itu, harus ada terobosan yang dilakukan pustakawan. Para pengemban profesi ini harus berkenan menjadi pendengar yang baik agar mengetahui apa yang diinginkan publik. Termasuk, kebutuhan masyarakat mengenai pengembangan fasilitas perpustakaan. Kuncinya, selalu membangun komunikasi dengan pemakai jasa perpustakaan. Know your self, know your room, know your client, know how to communicate,” Sebagai pembicara lainya adalah Drs. Koko Srimulyo, M.Si (Sekretaris UNAIR), beliau menyampaikan bahwa pustakawan harus mengubah mindset tentang makna karir. Karir bukan hanya terletak pada jabatan struktural. Perolehan pengalaman dan kesempatan juga termasuk elemen penting dari karir. Pustakawan harus mengembangkan networking yang efektif, kolaboratif dan sinergis, multi skilled specialist, serta mengembangkan adversity quotient. Bukan hanya IQ, EQ, dan SQ. Pustakawan harus bisa memberikan pelayanan yang mempermudah pemustaka untuk mendapatkan informasi, sehingga pustakawan bisa bersaing dengan memberikan pelayanan yang menyenangkan kepada setiap Pemustaka/Mahasiswa. Semoga bermanfaat (kangmud, as)
Seminar Personal Branding for Librarian
Selasa, 15 Nov 2016, 09:49:40 WIB - 1255 View